love ~ love ~ love ~love

love ~ love ~ love ~love

Selasa, 13 April 2010

PNEUMOTHORAKS

1. Definisi Pneumothraks

Pneumothoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga dada.

Gambar 1.1.Paru kolaps akibat pneumothoraks

2. Etiologi dan Klasifikasi Pneumothoraks

a. Pneumothoraks spontan adalah pneumothoraks yang terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya suatu penyebab. Dibagi menjadi dua yaitu :

Ø Pneumothoraks spontan primer yang terjadi tanpa adanya riwayat penyakit paru yang mendasari sebelumnya.

Ø Pneumothoraks sekunder yang terjadi karena penyakit paru yang mendasarinya seperti tuberkulosis paru, PPOK, asma bronkial, pneumonia.

b. Pneumothoraks traumatik adalah pneumothoraks yang terjadi akibat suatu penetrasi ke dalam rongga pleura karena luka tusuk atau luka tembak.

3. Tanda dan Gejala Pneumothoraks

a. Nyeri dada pada sisi paru yang terkena.

b. Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam apabila sebagian paru yang kolaps sudah mengembang kembali.

4. Pemeriksaan penunjang

Analisis gas darah arteri memberikan gambaran hipoksemia. Pada pemeriksaan foto dada tampak gambaran sulkus kostofrenikus radiolusen.

Gambar 4.1.Foto Rontgen TB Paru dengan komplikasi Pneumothoraks

5. Penatalaksanaan Pneumothoraks

Tindakan pengobatan pneumothoraks tergantung beratnya, jika pasien dengan pneumothoraks ukurannya kecil dan stabil, biasanya hanya diobservasi dalam beberapa hari (minggu) dengan foto dada serial tanpa harus dirawat inap di rumah sakit. Pada prinsipnya diupayakan pengembangan paru sesegera mungkin antara lain dengan pemasangan Water Sealed Drainage (WSD). Pasien pneumothoraks dengan klinis tidak sesak dan luas pneumothoraks <>

Tindakan dekompresi yaitu membuat hubungan rongga pleura dengan udara luar, ada beberapa cara yaitu :

a. Menusukkan jarum melalui dinding dada (Thorakosintesis) sampai masuk rongga pleura, sehingga tekanan udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.

b. Membuat hubungan udara luar melalui kontra ventil, yaitu dengan WSD. Water Seal Drainage (WSD) adalah suatu sistem drainage yang menggunakan water seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura (rongga pleura), tujuannya adalah untuk mengalirkan/drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut, dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura/lubrican.

Ø Indikasi pemasangan WSD yaitu hemotoraks, efusi pleura, pneumotoraks, profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk, flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator

Ø Kontra indikasi pemasangan WSD yaitu infeksi pada tempat pemasangan, gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.

Ø Cara pemasangan WSD

a. Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga ke IV dan V, di linea aksillaris anterior dan media.

b. Lakukan analgesia/anestesia pada tempat yang telah ditentukan.

c. Buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai muskulus interkostalis.

d. Masukkan Kelly klemp melalui pleura parietalis kemudian dilebarkan. Masukkan jari melalui lubang tersebut untuk memastikan sudah sampai rongga pleura/menyentuh paru.

e. Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat dengan menggunakan Kelly forceps.

f. Selang (Chest tube) yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan ke dinding dada.

g. Selang (chest tube) disambung ke WSD yang telah disiapkan.

h. Foto X- rays dada untuk menilai posisi selang yang telah dimasukkan.

Gambar 5.1.Pemasangan Chest Tube

Ø Macam-Macam WSD

a. WSD dengan satu botol

Merupakan sistem drainage yang sangat sederhana. Botol berfungsi selain sebagai water seal juga berfungsi sebagai botol penampung. Drainage berdasarkan adanya grafitasi. Umumnya digunakan pada pneumotoraks.

Gambar 5.2.WSD Satu Botol

b. WSD dengan dua botol

Botol pertama sebagai penampung/drainase. Botol kedua sebagai water seal. Keuntungannya adalah water seal tetap pada satu level. Dapat dihubungkan sengan suction control

c. WSD dengan 3 botol

Botol pertama sebagai penampung/drainase. Botol kedua sebagai water seal. Botol ke tiga sebagai suction kontrol, tekanan dikontrol dengan manometer.

6. Perawatan “slang” dan botol WSD/ Bullow drainage.

a. Mengisi bilik water seal dengan air steril sampai batas ketinggian yang sama dengan 2 cm H2O.

b. Jika digunakan penghisap, isi bilik control penghisap dengan air steril sampai ketinggian 20 cm atau sesuai yang diharuskan.

c. Pastikan bahwa selang tidak terlipat, menggulung atau mengganggu gerakan klien.

d. Berikan dorongan klien untuk mencari posisi yang nyaman dan pastikan selang tidak tertindih.

e. Lakukan latihan rentang gerak untuk lengan dan bahu dari sisi yang sakit beberapa kali sehari.

f. Dengan perlahan pijat selang, pastikan adanya fluktuasi dari ketinggian cairan dalam bilik WSD yang menandakan aliran masih lancar.

g. Amati adanya kebocoran terhadap udara dalam system drainage sesuai yang diindikasikan oleh gelembung konstan dalam bilik WSD.

h. Observasi dan laporkan adanya pernapasan cepat, dangkal, sianosis, adanya emfisema subcutan, gejala-gejala hemoragi, dan perubahan yang signifikan pada tanda-tanda vital.

i. Anjurkan klien mengambil napas dalam dan batuk pada interval yang teratur dan efektif.

j. Jika klien harus dipindahkan kearea lain, letakkan botol dibawah ketinggian dada. Jika selang terlepas, gunting ujung yang terkontaminasi dari selang dada dan selang. Pasang konektor steril dalam selang dada dan selang, sambungkan kembali kesistem drainage. jangan mengklem WSD selama memindahkan klien.

k. Ganti botol WSD setiap tiga hari atau bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang dibuang. Cara mengganti Botol :

- Siapkan set baru. Botol yang berisi aquabides ditambahkan dengan disinfektan

- Selang WSD diklem dulu

- Ganti botol WSD dan lepaskan klem

- Amati adanya undulasi dalam selang WSD

7. Pelepasan dan indikasi pelepasan slang WSD

Pelepasan Selang WSD :

a. Instruksikan klien untuk melakukan maneuver valsava dengan lambat dan bernapas dengan tenang

b. Selang dada diklem dan dengan cepat dilepas

c. Secara bersamaan, pasangkan balutan kecil kedap udara dengan penutup kasa dan difiksasi dengan plaster adesif/tahan air.

Indikasi Pelepasan Selang WSD :

a. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :

- Tidak ada undulasi, namun perlu hati-hati karena tidak adanya undulasi juga salah satu tanda yang menyatakan kondisi motor suction tidak jalan, selang tersumbat/terlipat atau paru memang sudah benar-benar mengembang.

- Tidak ada cairan keluar

- Tidak ada gelembung udara yang keluar

- Tidak ada kesulitan bernapas

- Dari foto rontgen menunjukkan tidak ada cairan atau udara

b. Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada selang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar