love ~ love ~ love ~love

love ~ love ~ love ~love

Selasa, 13 April 2010

PENGETAHUAN


a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu। Penginderaan terjadi melalui, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba। Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga। Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour)। Pengetahuan mempunyai sasaran, metode atau pendekatan untuk mengkaji objek atau materi tertentu sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal maka pengetahuan dapat berkembang menjadi ilmu। (Notoatmodjo, 2003)।
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
  1. 1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
  2. 2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
  3. 3) Evaluating (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
  4. 4) Trial, orang sudah mulai mencoba perilaku baru.
  5. 5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
b. Tingkatan pengetahuan
Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
  1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, dan sebagainya.
  2. Memahami (comprehensi), diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
  3. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada sitiuasi dan kondisi sebenarnya (real) atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
  4. Analisis (analysis), adalah suatu kemapuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja : menggambarkan, membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya.
  5. Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruahn yang baru atau suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Contohnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dan sebagainya terhadap suatu teori.
  6. Evaluasi (evaluation), ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri. Contonya: dapat membandingkan, menanggapi, menafsirkan, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
  1. Sosial ekonomi, lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, tentang ekonomi dikaitkan dengan tingkat status ekonominya apakah tingkat ekonomi rendah, sedang, tinggi.
  2. Kultur (budaya dan agama), budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi yang baru akan disaring kira-kira apakah sesuai dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
  3. Pendidikan, semakin tinggi pendidikan maka akan lebih mudah untuk menerima hal-hal yang baru dan mudah untuk menyesuaikannya.
  4. Pengalaman, di sini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, dan semakin tua pengalaman akan semakin bertambah.(Notoatmodjo, 1993 cit Anna, 2007)
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, 2003 cara memperoleh pengetahuan ada dua yaitu:
A) Cara tradisional atau non ilmiah :
  1. Cara coba-salah (trial eror), cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan. Apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.
  2. Cara kekuasaan atau otorita, pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otorita atau kekuasaan : baik tradisi, otorita pemerintah, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Pengetahuan tersebut diterima tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya berdasarkan penalaran sendiri.
  3. Berdasarkan pengalaman pribadi, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dimasa lalu.
  4. Melalui jalan pikiran, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

2) Cara modern untuk memperoleh pengetahuan
Mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan, kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan umum.

e. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakuakan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin kita ukur dari subjek penelitian atau responden. (Notoatmodjo, 2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar