love ~ love ~ love ~love

love ~ love ~ love ~love

Kamis, 15 April 2010

PERKEMBANGAN UMUM ANAK USIA PRA SEKOLAH

Anak usia pra sekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 3-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria dan wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya atau mencelakakan dirinya (Yusuf, 2001).

Perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan, dimana keadaan normal atau tidak normal dipengaruhi oleh konflik pribadi individu dan hubungan individu dengan masyarakatnya.

Ada beberapa macam perkembangan umum pada anak usia pra sekolah adalah :

1) Perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya.dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut berat badan dan tinggi badan, maupun kekuatannya memungkinkan anak dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya. Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan keadaan anak untuk lebih meningkatkan pemahaman dan penguasa terhadap tubuhnya. Proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan tulang-tulangnya semakin besar dan kuat, pertumbuhan giginya semakin lengkap dan komplit sehingga dia sudah menyenangi makanan padat. Untuk perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup, baik protein, vitamin dan mineral serta karbohidrat (Yusuf, 2001)

2) Perkembangan keterampilan

Perkembangan ketrampilan motorik dipelajari anak tergantung sebagian pada kesiapan kematangan terutama kesempatan yang diberikan untuk mempelajari dan bimbingan yang diperoleh dalam menguasai ketrampilan ini secara cepat dan efisien. Implikasi perkembangan motorik anak secara optimal memerlukan lingkungan pendidikan yang kondusif. Oleh sebab itu diperlukan tempat dan perlengkapan permainan yang memberikan peluang kepada mereka untuk dapat bergerak secara leluasa (Hurlock, 1999).

Menurut Sudjiningsih (1998) ketrampilan motorik pada anak meliputi :

a. Motorik halus

ketrampilan menulis, menggambar sendiri, mewarnai gambar, menggunakan gunting, bermain tanah liat atau palm, menyisir rambut, berpakaian sendiri dan membuat kue-kue.

a. Motorik kasar

Diantaranya adalah melompat dan berjalan cepat, memanjat, naik sepeda roda tiga, berenang, lompat tali, keseimbangan berjalan diatas pagar, sepatu roda dan menari.

c. Perkembangan bahasa

Selama masa pra sekolah anak-anak memiliki kebutuhan dan dorongan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan dua hal, pertama belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi; kedua, belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Untuk meningkatkan komunikasi anak-anak harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain (Hurlock, 1999)

Pada usia pra sekolah kemampuan melakukan gerakan dan kemampuan berbahasa yang bertujuan semakin meningkat. Anak ingin tahu, bertanya bermacam-macam, melakukan aktivitas atau tugas untuk mendapatkan rasa kebiasaan. Dorongan berinisitif disertai perkembangan rasa bersalah dapat menghambat perkembangan kemajuan anak. Hubungan segi tiga antara ayah, ibu, anak terbentuk, dimana anak mengalami perasaan sayang, benci, iri hati, persaingan untuk memiliki satu atau kedua orang tuanya. Peran orang tua menetapkan identitas anak, melatih integrasi peranan-peranan sosial dan tanggung jawab sosial (Wong & Whaley, 1995).

d. Perkembangan emosional

Menurut Walker (1995), beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak pra sekolah :

a. Takut

pembicaraan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut.

b. Cemas

Kecemasan ini muncul dari situasi yang dikhayalkan, berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh, baik perlakuan orang tua maupun buku-buku bacaan. Salah satu perasaan cemas yang timbul pada anak adalah dimana anak berada pada lingkungan yang asing, yang berbeda dengan lingkungan tempat tinggalnya.

c. Marah

Penyebab marah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan dari anak lain. Ungkapan marah pada anak antara lain : menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul.

d. Cemburu

anak merasa tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah mencurahkan kasih sayang kepadanya. Sumber yang dapat menimbulkan rasa cemburu selalu bersifat situasi sosial dan hubungan dengan orang lain.

a. Gembira

Kondisi yang melahirkan perasaan gembira pada anak, diantaranya terpenuhinya kebutuhan jasmaniah (makan dan minum), keadaan jasmaniah yang sehat, diperolehnya kasih sayang, ada kesempatan bergerak (bermain secara leluasa) dan memiliki mainan yang disenanginya.

f. Kasih sayang

Anak merasa senang apabila diberi perhatian dan perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda. Perasaan ini berkembang berdasarkan pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hubungan dengan orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang anak kepada orang tua atau saudaranya dipengaruhin oleh iklim emosional dalam keluarganya. Apaila orang tua dan saudaranya menaruh kasih sayang kepada anak, maka diapun akan menaruh kasih sayang kepada mereka.

g. Ingin tahu

Anak mempunyai perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau obyek-obyek, baik yang bersifat fisik atau kongkrit.

h. Perkembangan intelektual

Meningkatnya kemampuan intelektual terutama kemampuan berpikir dan melihat hubungan-hubungan dengan meningkatnya kemampuan untuk menjelajah lingkungan karena bertambah besarnya kemandirian dan mengendalikan motorik serta meningkatnya kemampuan bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain. Maka pengertian anak akan orang lain, benda dan situasi meningkat dengan pesat. Anak mulai memperhatikan hal-hal yang kecil yng tadinya tidak diperhatikan. Dengan demikian anak tidak lagi bingung kalau menghadapi benda-benda, situasi atau orang-orang yang memiliki unsur-unsur yang sama (Hurlock, 1999).

i. Perkembangan sosial

Pada usia pra sekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya.

Tanda-tanda perkembangan sosial antara lain :

a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.

b. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.

c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.

d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebayanya.

Perkembangan sosial sudah terjadi semenjak bayi mampu membedakan antara manusia dan benda. Dasar pembentukan perkembangan sosial terjadi pada masa perkembangan 0-2 tahun. Perkembangan sosial akan tampak dalam bentuk komunikasi sosial yang dinyatakan dalam tingkah laku sosial (Nelson,1995).

Menurut teori James mengatakan bahwa kemampuan sosial bukanlah kemampuan bawaan atau kemampuan yang diperoleh semenjak lahir, tetapi merupakan suatu potensi yang dikembangkan oleh lingkungan terutama perkembangannya dengan melalui suatu proses sosialisasi. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak. Pengalaman sosial yang pertama bagi bayi adalah berlangsungnya kontak fisik dan emosi dengan ibunya. Kualitas kontak sosial awal ini menentukan kualitas perkembangan sosial selanjutnya. Menurut Mann Leon hal yang penting dalam perkembangan sosil adalah kulitas dari ”Mothering Contact and Sensory Stimulation”.

Seorang anak yang dirawat ia tentu juga akan mengalami gangguan hubungan sosial bila kebutuhan sosialnya tidak terpenuhi. Grey mengatakan dari banyak penelitian sehubungan dengan anak, tekanan stres yang diakibatkan dari pengalaman seperti dirawat, berobat, perpisahan, kehilangan dan penderitaan merupakan suatu peristiwa yang memerlukan suatu dukungan psikologik bagi anak (Walker, 1995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar