love ~ love ~ love ~love

love ~ love ~ love ~love

Kamis, 15 April 2010

PKBI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. Sejarah PKBI DIY

PKBI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 di Jakarta, sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Perkumpulan ini berdiri dilandasi kepedulian terhadap keselamatan ibu dan anak. Gagasan ini muncul, karena para pendiri perkumpulan yaitu Dr. R Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) bersama kawan-kawannya pada saat itu (1957) melihat angka kematian ibu dan anak sangat tinggi.

Kematian ibu cukup tinggi, pada umumnya karena pendarahan akibat seringnya melahirkan dan kematian anak juga tinggi antara lain karena proses kelahiran bayi yang kurang sehat dari akibat kehamilan yang tidak sehat, kekurangan gizi dan kurangnya perawatan pada masa kehamilan. Untuk merealisasikan cita-cita yang luhur itu maka para pendiri perkumpulan sepakat mendirikan suatu Lembaga Swadaya Masyarakat dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).

Kemudian pada tahun 1967 PKBI menjadi anggota Federasi Keluarga Berencana Internasional yaitu IPPF (International Planned Parenthood Federation) yang berkantor pusat di London. Tahun ini juga merupakan tahun berdirinya PKBI Propinsi DIY. Awalnya PKBI DIY hanya sebagai tempat pelatihan dari PKBI pusat tetapi dalam perkembangannya PKBI DIY mampu mengembangkan program baik remaja maupun para suami/istri, dan perempuan yang belum menikah. Setelah itu berkembang lagi dengan menjangkau komunitas seperti waria, gay, pembantu rumah tangga, pekerja seks, buruh gendong, tukang becak.

B. Visi dan Misi

Visi
Terwujudnya masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan Seksual serta hak-hak kespro dan seksual yang berkesetaraan dan berkeadilan gender.

Misi

1. Memberdayakan anak dan remaja agar mampu mengambil keputusan dan berperilaku bertanggungjawab dalam hal kespro dan seksual serta hak-hak kespro dan seksual

2. Mendorong partisipasi masyarakat, terutama masyarakat miskin, marginal, tidak terlayani, untuk memperoleh akses, informasi, pelayanan, dan hak-hak kespro dan seksual yang berkualitas serta berkesetaraan dan berkeadilan jender

3. Berperan aktif dalam mengurangi prevalensi Infeksi Menular Seksual (IMS) dan menanggulangi HIV/AIDS, serta mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV&AIDS (ODHA) dan Orang yang Hidup Dengan HIV&AIDS (OHIDA)

4. Memperjuangkan agar hak-hak reproduksi dan seksual perempuan diakui dan dihargai terutama berkaitan dengan berbagai alternatif penanganan kehamilan tidak diinginkan

5. Mendapatkan dukungan dari pengambil kebijakan, stakeholder, media dan masyarakat terhadap program kespro dan seksual

6. Mempertahankan peran PKBI sebagai LSM pelopor, profesional, kridibel, berkelanjutan dan mandiri dalam bidang kespro dan seksual serta hak-hak Kespro dan Seksual dengan dukungan relawan dan staf yang profesional.

C. Struktur Organisasi PKBI DIY

1. Keanggotaan
Sampai saat ini telah bergabung dengan PKBI DIY lebih dari 100 relawan yang terdiri dari berbagai profesi, agama, aliran politik, jenis kelamin, orientasi seksual, umur, maupun status ekonomi.

2. Penguatan Organisasi

Penguatan organisasi dilakukan melalui pengembangan sumber daya (manusia dan dana) dan sistem serta perangkat pendukung organisasi. Memperkuat organisasi pada semua tingkat dan dimensi dengan membangun komunikasi yang baik, menigkatkan profesionalisme sumber daya dan pendukungnya sehingga tercapai organisasi yang lebih mapan. PKBI DIY juga memberikan penguatan masyarakat melalui ceramah, diskusi dan dialog dengan pilihan tema antara lain:

· Kesehatan reproduksi dan hak-haknya

· Alat kontrasespi

· Problema seksual

· IMS, Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dan HIV&AIDS

· Problema perkawinan

· Pendidikan seks remaja

D. Program-program PKBI DIY, meliputi :

1. Youth Centre

Mulai tahun 2005 program pendampingan PKBI DIY untuk komunitas waria, pekerja seks, gay dan remaja jalanan melakukan reorientasi dengan mengubah konsep program pendampingan menjadi pengorganisasian dan lebih aktif mendesakkan kebijakan-kebijakan yang berpihak untuk memberikan hak pada komunitas. Youth Centre terdiri dari :

a. Lentera Sahaja

Lentera Sahaja adalah program pencegahan dan perlindungan HIV&AIDS, IMS dan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) untuk remaja sekolah, kota dan desa. Sasaran program ini adalah remaja berusia 10-24 tahun yang rentan karena perilaku seksual berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom, rendahnya akses terhadap layanan dan informasi kesehatan reproduksi/seksual dan subordinasi karena status sosial dan ekonomi. Proses hearing, audiensi dan lobbying yang dilakukan dalam upaya membangun jaringan yang bertujuan untuk membantu dalam proses advokasi yang sudah dilaksanakan dengan fraksi-fraksi di DPRD dan Dinas Pendidikan serta Lembaga Agama untuk memperjuangkan agar pendidikan kesehatan reproduksi bisa diberikan di sekolah. Program ini terdiri dari Divisi Konseling, Divisi Peer Educator/PE (pendampingan remaja sekolah, remaja perkotaan dan remaja desa).

b. Program Pengorganisasian Komunitas

Program Pengorganisasian Komunitas merupakan program intervensi untuk pencegahan IMS, HIV&AIDS. Sasaran program ini adalah komunitas gay, waria, pekerja seks laki-laki dan perempuan, remaja jalanan dari semua rentang usia, rendahnya akses terhadap informasi serta layanan kesehatan reproduksi dan seksual serta subordinasi karena status gender, orientasi seksual dan pekerjaan. Dalam proses hearing, audiensi, maupun lobby komunitas selalu terlibat aktif untuk memperjuangkan kebijakan penanggulangan IMS, HIV&AIDS di DIY, karena apa yang diperjuangkan oleh PKBI DIY sebenarnya merupakan kebutuhan komunitas yang selama ini diabaikan Negara.

c. Pengembangan Media dan Pelatihan (PMP)

Pengembangan Media dan Pelatihan (PMP) merupakan program yang melakukan kerja-kerja kampanye, pendidikan dan pelatihan. Kampanye dilakukan melalui talkshow rutin di radio dan televisi lokal, leaflet, bookle, poster, stiker, ILM dalam bentuk audio dan audio visual mengenai isu yang sedang diperjuangkan oleh PKBI DIY. Kerja pendidikan dan pelatihan dilakukan melalui ceramah dan pelatihan yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan kapasitas internal dan eksternal. Pelatihan dan ceramah didukung oleh fasilitator-fasilitator yang ahli dalam bidang kesehatan reproduksi dan seksual, gender, HIV&AIDS dan pengorganisasian. Kampanye juga dilakukan dengan memanfaatkan moment-moment tertentu seperti Hari AIDS Sedunia, Malam Renungan AIDS, International Youth Day. Program ini terdiri dari Divisi Media, Divisi Radio&TV, serta Divisi Pendidikan dan Pelatihan.

d. Pusat Studi Seksualitas (PSS)

Pusat Studi Seksualitas (PSS) merupakan program yang melakukan kerja-kerja riset dan manajemen database PKBI DIY. Awalnya PSS menjadi ruang “pendalaman wacana” melalui diskusi-diskusi internal dan pengalaman PKBI DIY dalam perjuangan hak kesehatan reproduksi dan seksual yang berkeadilan gender. Dari wadah inilah kemudian lahir PSS pada tahun 2000. Kemudian berdasarkan hasil refleksi pada tahun 2005, PSS diarahkan tidak saja untuk pengembangan wacana tetapi lebih serius untuk melakukan penyediaan data, penelitian dan penerbitan. Program ini terdiri dari Divisi Perpustakaan dan Divisi Penelitian dan Penerbitan.

2. Pengembangan Jaringan Pelayanan Kesehatan Reproduksi (PJPKR)

a. Klinik Adhiwarga

Klinik Adhiwarga merupakan klinik kesehatan reproduksi/seksual untuk pasangan suami/istri, remaja dan perempuan. Layanan yang diberikan antara lain : konsultasi kesehatan reproduksi, konsultasi ingin anak, konsultasi KTD, IMS, HIV&AIDS, pemeriksaan ginekologi, pemasangan alat kontrasepsi, papsmear, Ultra Sonografi (USG) dan test kehamilan.

b. Klinik Griya Lentera

Klinik Griya Lentera merupakan klinik eksehatan reproduksi/seksual bagi komunitas untuk HIV&AIDS, IMS, ISR (Infeksi Saluran Reproduksi), papsmear, dan VCT (Voluntary Counseling dan Testing).

c. Klinik Keliling

Klinik keliling dilakukan ke wilayah-wilayah yang jauh dari akses layanan kesehatan di DIY.

d. Klinik Beringharjo

Klinik Beringharjo merupakan klinik kesehatan reproduksi/seksual untuk buruh gendong di pasar Beringharjo Yogyakarta.

e. Klinik Remaja

Klinik remaja merupakan klinik kesehatan reproduksi/seksual untuk remaja dengan konsep ramah remaja

E. Sarana dan Prasarana PKBI DIY

Meliputi :

1. Klinik Kesehatan Reproduksi Remaja

2. Ruang Relawan

3. Ruang Manajer Program dan Bendahara Youth Center

4. Ruang Program Lentera Sahaja

5. Ruang Program PMP

6. Ruang Konseling Telepon

7. Ruang Konseling Tatap Muka

8. Ruang Divisi Media

9. Perpustakaan

10. Ruang Divisi PSS

11. Ruang Program Pengorganisasian Komunitas (PPK)

12. Gazebo

13. Toilet

14. Internet

15. Telepon

16. Komputer

2 komentar:

  1. Kapankah perekrutan relawan biasanya dilaksanakan?

    BalasHapus
  2. biayanya berapa KTD usia 2 bulan (suami istri sah)?mohon jawabanya..tks

    BalasHapus